Yes or No

Siang ini aku dan temanku, panggil aja dia Dwi, ga sengaja nonton lagi film yang endingnya ga semanis biasanya "DEALOVA". Seorang cewek yang dicintai dua cowok yang pada akhirnya si cewek lebih memilih, sebut saja si A, tetapi berakhir sedih. Si A meninggal karena penyakit dan si B ditugasi mendiang si A untuk menjaga si cewek. Saat itulah aku langsung membayangkan seandainya aku ada di pihak ceweknya tapi 2 cowok nasibnya tidak seperti di film tersebut, dua-duanya masih hidup.

Nah Dwi, yang sudah hampir 3 tahun ini pacaran mengemukakan pendapatnya soal hidupku. "Lebih baik, kamu fokus pada salah satu, karena kulihat dia lebih menyayangi kamu", kata Dwi yang cukup membuatku berpikir. "Meski rasa sayang kamu ke dia masih ada, apakah harus diteruskan jika perlakuannya seperti itu ke kamu?", "Saat pacaran kan terkadang harus menyembunyikan keburukan-keburukan, nah udah pacaran aja udah kebongkar semua jelek-jeleknya dan menyakitkan buat kamu, apa kamu masih mau meneruskan?", "Trus kenapa dia masih pengen ketemu aku ya?" tanyaku, "Dia kangen ma kamu" jawab temanku itu.

Percakapan sekilas yang membuatku berpikir tentang kebenarannya, yang pasti aku yakin, yang mengalami ini tidak cuma aku saja. Bahkan pikiran untuk tidak memilih pun sempat kulakukan tapi tetep aja, aku ga mampu melakukannya. SETIAP ORANG BERHAK UNTUK BAHAGIA, DAN HAK ADA DITANGAN KAMU UNTUK MEMILIH. Sebuah potongan kalimat di sebuah majalah yang selalu kujadikan dasar untuk berpikir."Dan berjalannya waktu, kamu harus menentukan mana yang kamu pilih.  Akan ada yang kandidat "lebih baik..lebih..lebih.." yang akan bermunculan. Kamu harus memilih mana yang kamu pilih dengan hatimu" kata temenku penuh semangat. Cukup bertentangan dengan kata motivator terkenal IRVAN PRADIANSYAH "IF YOU WANNA BE HAPPY, JUST HAPPY NOW" karena kata hatiku berkata "Which one I choose to be happy now?"

Nah hal terakhir yang masih jadi KEBINGUNGANKU sekarang cuma dua kata "YES or NO"